Bahan Pengawet Alami Pengganti Formalin
Bahan pengawet alami pengganti formalin – Formalin merupakan bahan kimia yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia dan digunakan pada berbagai bidang industri maupun rumah tangga. Biasanya formalin digunakan untuk bahan campuran kosmetik, pupuk, farmasi dan bisa juga untuk bahan pengawet makanan untuk memperpanjang daya simpan. Pada beberapa industri seperti industri kayu formalin memang diperbolehkan akan tetapi tetap memperhatikan takaran yang digunakan. Namun sebenarnya, penggunaan formalin sudah dilarang terutama jika digunakan untuk makanan karena bisa mengakibatkan dampak buruk bagi kesehatan. Dampak yang ditimbulkan karena penggunaan formalin adalah bisa menyebabkan iritasi pernapasa dan memicu penyakit kanker apabila digunakan secara terus menerus.
Meski banyak dampak negatif yang ditimbulkan, namun masih banyak pelaku usaha yang menggunakan formalin sebagai bahan pengawet. Karena sudah dianggap biasa, banyak yang tidak mempedulikan bahaya yang ditimbulkan karena penggunaan formalin ini. Maka perlu untuk meningkatkan kesadaran agar berhenti menggunakan formalin sebagai pengawet bahan makanan. Sebenarnya ada bahan alami lain yang bisa digunakan sebagai alternatif pengawetan makanan, akan tetapi bagi beberapa orang masih belum percaya sepenuhnya seberapa manjur bahan alami dibanding formalin. Salah satu ramuan bahan alami yang bisa digunakan sebagai bahan atau obat pengawet makanan adalah asap cair liquid smoke.
Asap cair (bahasa Inggris: wood vinegar, liquid smoke) merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya. Bahan baku yang banyak digunakan antara lain berbagai macam jenis kayu, bongkol kelapa sawit, tempurung kelapa, sekam, ampas atau serbuk gergaji kayu dan lain sebagainya. Selama pembakaran, komponen dari kayu akan mengalami pirolisa menghasilkan berbagai macam senyawa antara lain fenol, karbonil, asam, furan, alkohol, lakton, hidrokarbon, polisiklik aromatik dan lain sebagainya. Asap cair mempunyai berbagai sifat fungsional, seperti ; untuk memberi aroma, rasa dan warna karena adanya senyawa fenol dan karbonil ; sebagai bahan pengawet alami karena mengandung senyawa fenol dan asam yang berperan sebagai antibakteri dan antioksidan; sebagai bahan koagulan lateks pengganti asam format serta membantu pembentukan warna coklat pada produk sit.
Asap merupakan sistem komplek yang terdiri dari fase cairan terdispersi dan medium gas sebagai pendispersi[1]. Asap diproduksi dengan cara pembakaran tidak sempurna yang melibatkan reaksi dekomposisi konstituen polimer menjadi senyawa organik dengan berat molekul rendah karena pengaruh panas yang meliputi reaksi oksidasi, polimerisasi dan kondensasi. Jumlah partikel padatan dan cairan dalam medium gas menentukan kepadatan asap. Selain itu asap juga memberikan pengaruh warna rasa dan aroma pada medium pendispersi gas.
Sifat dari asap cair dipengaruhi oleh komponen utama yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin yang proporsinya bervariasi tergantung pada jenis bahan yang akan di pirolisis.Proses pirolisis sendiri melibatkan berbagai proses reaksi diantaranya dekomposisi, oksidasi, polimerisasi dan kondensasi.
Hemiselulosa adalah komponen kayu yang mengalami pirolisa paling awal menghasilkan fural, furan, asam asetat dan homolognya. Hemiselulosa tersusun dari pentosan dan heksosan dan rata-rata proporsi ini tergantung pada jenis kayu. Pirolisis dari pentosan membentuk furfural, fural dan turunannya beserta suatu seri yang panjang dari asam karboksilat. Bersama-sama dengan selulosa, pirolisis heksosan membentuk asam asetat dan homolognya Dekomposisi hemiselulosa terjadi pada suhu 200-250 oC. Fenol dihasilkan dari dekomposisi lignin yang terjadi pada suhu 300 oC dan berakhir pada suhu oC. Proses selanjutnya yaitu pirolisa selulosa menghasilkan senyawa asam asetat dan senyawa karbonil seperti asetaldehid, glikosal dan akreolin. Pirolisa lignin akan menghasilkan senyawa fenol, guaikol, siringol bersama dengan homolog dan derivatnya.(sumber)
Asap cair bisa digunakan untuk mengawetkan makanan seperti mie basah, tahu, bakso dan sosis. Tentunya dengan takaran yang sudah ditentukan dan sesuai dengan jumlah adonan yang akan dibuat. Daya simpan makanan yang diawetkan menggunakan asap cair pun cukup lama, contohnya pada mie basah bisa tahan hingga kurang lebih 4 hari. Penggunaan asap cair ini aman karena terbuat dari bahan alami.
Madaniah toko produsen distributor ramuan obat alternatif untuk bahan pengawet pengganti formalin dan boraks. Untuk mengetahui daftar harga terbaru asap cair liquid smoke, silahkan klik disini. Untuk mendapatkan penawaran menarik dan info terbaru dari kami.
Bahan Pengawet Alami Pengganti Formalin